MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN
“MANUSIA, ILMU, DAN KEBENARAN”
KELOMPOK
1
HERMAN
1494040002
ROSMINI 1494040001
NURHAYATI
P 1494040003
NURSATIMA
DEWI 1494040005
PENDIDIKAN
EKONOMI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada
Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul "manusia, ilmu, dan kebenaran"
dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah metodologi penelitian yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas
kami, serta pada anggota tim kelompok satu yang selalu kompak dan konsisten
dalam penyelesaian tugas ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah metodologi
penelitian dan dipresentasikan dalam pembelajaran di kelas. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai manusia, ilmu, dan kebenaran. Makalah ini dianjurkan
untuk dibaca oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan
pemahaman tentang teori kebenaran dalam filsafat.
Akhirnya penulis
sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca
yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang
Makassar, 8 maret 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Manusia
merupakan salalah satu makhluk ciptaan Tuhan. Manusia dilengkapi potensi
seperti akal, budi, karsa, dan karya yang tidak dimiliki makhluk ciptaan tuhan
yang lainnya. Karena itu manusia makhluk paling sempurna. Dengan akal yang
dimilikinya manusia mempunyai kemampuan berpikir. Sudah menjadi tabiat manusia
untuk ingin tahu. Hasrat ini rupa-rupanya didorong oleh pemberian tertinggi
maha pencipta kepada manusia, yaitu pikiran. Oleh karena itu, pada akhirnya
manusia menamakan dirinya sebagai homo
sapiens, yaitu makhluk berpikir.
Pikiran manusia
sebagai pemberian tertinggi Tuhan kepada manusia, bermaksud bahwa hanya dengan
pikiran inilah manusia ditunjukkan Tuhan menjadi khalifah di bumi. Dengan
pikiran ini juga manusia dapat mengungguli semua makhluk ciptaan manusia. Oleh
karena itu, tanpa pikiran manusia sama dengan hewan bahkan lebih rendah dari
itu.
Walaupun
manusia memiliki pikiran, tetapi bukan jaminan bagi manusia memiliki
pengetahuan secara otomatis, karena rupanya pikiran manusia hanyalah wadah
pengetahuan saja, tidak lebih dari itu. Secara historis, peengtahuan bagaimana
tuhan mengajarkan nabi Adam a.s. tentang nama-nama berbagai benda dan makhluk
memperkuat keyakinan kita bahwa manusia pada awalnya penciptaannya tidak memiliki
pengetahuan apa-apa. Kemudian pada perkembangan berikutnya barulah manusia
memperoleh pengetahuan dari pengalaman pengalamannya. Dua fase inilah
pemberitahuan dan pengalaman adalah cikal bakal dari npenegmbangan semua system
ilmu penegtahuan manusia.
Dalam hal
pengembangan pengetahuan manusia, baik yang bersumber dari pemberitahuan maupun
pengalaman, banyak dipengaruhi oleh rasa ingin tahu manusia itu sendiri.
Kemudian rasa ingin tahu inilah yang menjadi penentu dan penegmbangan ilmu
pengetahuan selanjutnya.
Pengetahuan
tidak saja meningkatkan apresiasi manusia tentang apa yang dimuai, tetapi juga
dengan serempak membuka mata manusia lebar-lebar terhadap berbagai
kekurangannya, karena ilmu pengetahuan bukan jawaban satu-satunya terhadap
dorongan ingin tahu manusia. Oleh karnanya ada orang yang sengaja memalingkan
muka dari tatapan ilmu, sebaliknya juga ada sekelompok orang yang tergila-gila
dengan ronanya ilmu dan membuat dia lupa segala-galanya. Ilmu membuatnya lupa
diri dan bahkan dewa kehidupan.
Manusia
adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang selalu
berpikir merasa, mencipta dan berkarya.
Dalam kesehariannya manusia tumbuh dan berkembang serta mengembangkan sesuai
dengan harkat dan keberadaannya.manusia menyatakan dan mempertimbangkan, dia
juga berkehendak dan memilih,namun Tuhan yang memutuskan dalam hal kehendak
dalam melakukan sesuatu keakuannya hadir dalam dirinya dan menguasai dirinya.
Dia mempunyai kemampuan untuk memilih apa yang di kehendakinya.dia juga
mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu yang ada selagi masih dalam batas
jangkauan pancaindranya.manusia pada hakikinya bebas dalam kodratnya yg
terbatas di hadapan sang khalik.
Meskipun
demikian manusia mempunyai kelebihan dari mahkluk lain. Manusia adalah mahluk
berpikir, mahluk rasional dan mahluk intelegen,yang selalu berupaya
memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Kompleksitas masalah yang
dihadapi masing masing individu dalam linkungannya akan di warnai pula oleh
kemampuan manusia itu sendiri. Tingkat perkembangan masyarakat dan kemajuan
teknologi. Dalam masyarakat modern dan masyarakat global. Disamping itu masalah
yang di hadapi manusia bertambah kompleks pula.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Kenapa
dikatakan manusia mahluk sempurna namun terbatas?
2. Bagaimana
manusia mencari kebenaran (keilmuan)?
3. Kenapa
manusia mempunyai hasrat ingin tahu?
4. Bagaimana
manusia dan dua pendekatan dalam mencari kebenaran?
5. Bagaimana
cara berpkir deduktif, induktif dn keilmuan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia
mahluk sempurna namun terbatas
Meskipun
rasa ingin tahu dan menyelidiki secara inflisit berada dalam diri manusia,namun
sebagai mahluk rasional manusia memiliki keterbatasan dalam kadar potensi yang
dimiliki sesuai dengan anugrah yang maha kuasa. manusia merasa berpikir dan
mengindra. Diluar itu bukan lagi dalam jangkauan pancaindra manusia dan manusia
tidak mampu lagi memikirkannya. Manusia dapat dirusak oleh angin yang datang
secara mendadak dan tidak kuasa manusia meniadakannya. Hal itu karna berada di
luar jangkauan manusia.
Manusia
pada prinsipnya tidak dapat menciptakan dari yang “tidak ada”menjadi “ada”
tetapi dapat menciptakan kreasi baru berdasarkan yang diciptakanNYA. Manusia
dengan kemampuan berpikirnya, dapat menyelidiki dan mendaratkan manusia di
bulan, dan menyelidiki planet planet yang belum terjangkau dalam pikiran
manusia di masa lalu. Tapi manusia tidak mampu menciptakan bulan ataupun
yupiter. Mereka juga adapat memikirkan tentang sebab sebab terjadinya suatu
penyakit dan bagaimana penyembuhannya. Baik dengan ramuan tumbuh tumbuhan yang
bersifat alami maupun melalui proses kimiawi, namun manusia tidak mampu
menciptakan atau menghidupkan kembali tumbuh tumbuhan yang telah mati karna
digunakannya. Tanpa seizing tuhan maha pencipta dan maha penentu dunia yang
fana ini.
Keterbatasan
manusia itu bersumber dari keterbatasannya sebagai mahluk yang di ciptakan Tuhan,
sejak saat diciptakan oleh maha pencipta. Di samping itu keterbatasan dalam
pengembangan potensi diri yang telah mereka miliki serta keterbatasan dalam
pemanfaatan apa yang telah mereka miliki dalam berpikir dan menalar akan
membawa akibat dalam kekurang sempurnaan diri masing masing. Manusia dengan
kerja yang sistematis , kreatif, dan logis akan dapat mengungkapkan memecahkan
dan menemukan sesuatu sesuai dengan keterbatasan yang diberikan kepadanya.
Copernicus
dengan dorongan yang kuat menggunakan kemampuan berpikir yang dimilikinya untuk
membuktikan dan menemukan sesuatu yang baru. Ia meragukan kebenaran konsep di
era sebelumnya. “matahari mengitari bumi dan planet lainnya” pendapat Ptolemy
dan ariestoteles itu telah berakar pada masyarakat. Pendapat itu dapat di
batalkan kebenarannya dengan menyalakan pendapat itu berdasarkan bukti empiris
baru.
B. Manusia
mencari kebenaran (keilmuan)
Tiada yang
langgeng dalam kehidupan termasuk di dalamnya kebenaran sebagai hasil manusia
dalam memecahkan masalah atau dalam menemukan sesuatu yang baru. Kebenaran
ilmuan bukanlah sesuatu yang selesai untuk selama-lamanya. Fisher (1975: 48) menyatakan, bahwa kebenaran adalah “the body of real things, event and facts,
argument with facts and a judgement, preposition or idea that is true or
acceptance as true”. Oleh karena itu kebenran ilmu bersifat relative.
Kebenaran dapat berupa sesuatu, kejadian, dan faktaa, argumentasi fakta,
pertimbangan, preposisi, atau ide yang benar atau diterimah sebagai sesuatu
yang benar. Kebenaran dalam ilmu dibatasi fakta-fakta alam yang dapat
diobservasi baik dengan menggunakan panca indra maupan dengan memanfaatkan alat
bantu teknologi serta kemampuan manusia/pengamatan itu sendiri.
Alam dan
lingkungan selalu berubah. Cepat atau lambat manusia bagian dari lam tidaklah
dapat di pisahkan diri dari segala gejalah y6ang terjadi pada masyarakat.
Manusia tidak mungkin mengisolasi diri, karena manusia mempunyai akal yang
merupakan kelebihannya dari makhluk lain. Manusia dapat menantang, menyesuaikan
diri, atau menguasai lingkungan selagi dalam batas kemampuannya. Untuk itu
manusia harus proaktif: berfikir kreatif, logis, kritis, dan analitis; serta
melakukan interaksi positif dengan lingkungan dan menyelidiki bagaimana
kejadian fenomena alam tersebut. Secara umum fenomena alam dapat didekati
mela;ui tiga cara: (1) pengalaman (experience);
(2) penalaran (reasoning); (3)
penelitian (research).
C.
Hasrat ingin tahu
Dengan kita
ketahui atau sejarah telah menunjukkan bahwa manusia dimuka bumi ini dengan
keterbatasan selalu ingin berusaha mencari dan menemukan sesuatu yang baru.
Mereka berusaha mencari, menemukan, menggali, menyelidik, dan menganalisis
sesuatu dengan tekun dan teliti. Lambat laun mereka berhasil menemukan dan
mengungkapkan sesuatu yang samar-samar, sesuatu yang masih gelap, dan sesuatu
yang terselubung menjadi transparan, bermakna, serta berguna bagi manusia, lain
dan lingkungannya.
Sebagai makhluk yang rasional,
manusia itu dilengkapi pula dengan berbagai dimensi psikologis yang lain,
bakat, sifat, kemampuan, kemauan, minat, perasaan, motivasi, rasa aman, dan
kreatifitas. Dimensi psikologis tersebut merupakan tenaga penggerak atau dapat
digerakkan sehingga mendorong seseorang mau dan mampu melakukan sesuatu.
D.
Manusia, masalah dan dua pendekatan dalam mencari
kebenaran
Sebagai
makhluk hidup ia mampu hidup dan memperbaiki serta meningkatkan hidupnya sesuai
dengan tuntutan, perubahan, dan kemajuan zaman. Melanjutkan hidup bukan berarti
hidup sebagaimana adanya, alami, dan tidak berkembang, melaikan ia harus mampu
maberikan warna dan arti serta nuansa tersendiri pada hidupnya. Mereka harus
bertindak cepat dan tepat serta hidup lebih baik dari yang sebelumnya.
Tantangan
dan tuntutan masyarakat yang bertambah kompleks dilingkungannya membuat manusia
tidak terbebas dari masalah. Sering terjadi jurang antara apa yang diharapkan
dan realitas dalam masyarakaat. Masalah itu berbeda pada setiap manusia dalam
kehidupannya, dan sangat tergantung pada kekuatan, kelemahan dan ambisi serta
komplesitas hidup yang dilalui seseorang. Bagaimana individu tertentu naiknya
harga minyak bukanlah masalah karena mereka masih mampu mengatakannya. Mereka
masih dapat hidup layak dengan pendapatan yang diterimanya, namun bagi individu
lainnya dengan penghasilan terbatas, kondisi tersebut telah menimbulkan masalah
dan gangguan dalam kehidupannya.
Pengetahuan
(knowledge) adalah segala sesuaitu yang diketahui manusia tentang suatu objek,
termasuk didalamnya ilmu, tetapi tidak semua penegtahuan dapat disebut ilmu.
Banyak ahli menegemukakan pendapatnya tentang ilmu, namun belum terdapat
perumusan yang baku dan seragam, karena mereka meninjau dari sisi yang
berbedah. Ilmu dapat pula dibedakan dari
pengetahuan berdasarkan apa objeknya (ontology), bagaimana pendapatnya
(epistemology), dan untuk apa nilai ilmu itu (axiology).
Ada dua hal
pendekatan dalam mencari kebenaran
Yaitu:
1. Pendekatan
non-ilmiah
Dalam pendekatan non-ilmiah ini ada beberapa bentuk yang
dapat digunakan, yaitu:
a. Akal sehat
Akal sehat merupakan salah satu cara menerimah dan
memverifikasi pengetahuan pada umumnya. Akal sehat dapat digunakan untuk
kegiatan praktis berdasarkan pengalaman untuk kemenusiaan. Karena itu, dapat
digunakan untuk memecahkan masalah dalam rangka mencari kebenaran.
b. Pendapat
otoritas ilmiah seseorang
Kebenaran yang didapat melalui otoritas ini bukanah sesuatu
yang benar sepanjang zaman. Banyak ilmua atau teori yang bertahan cukup lama,
namun kemudian ternyata salah setelah ditemukan dengan cara-cara baru melalui
penyelidikan secara ilmiah.
c. Intuisi
Cara ini sering juga dilakukan atau digunakan seseorang dalam
memecahkan suatu masalah atau memecahkan suatu kesulitan. Seseorang menentukan
suatu pendapat atau keputusan sesuai dan/atau berdasarkan sesuatu yang didapat
dengan cepat melalui proses yang tidak disadari atau sesuatu yang tidak
dipikirkan terlebih dahulu, atau tanpa melalui langkah-langkah tertentu. Dengan
intuisi seseorang melakyukan penelitian tanpa disertai oleh pemikiran yang
sistematis dan mendalam. Jadi tidak ada langlah-langkah yang diatur terlebih
dahulu dan tidak ada pula hal-hal yang perlu dikendalikan atau diawasi.
d. Coba dan
salah (trial and error)
Cara ini juga biasa dilakukan atau digunakan walaupun kurang
efisien., tidak sistematis, dan tidak terkontrol. Oleh karena itu sangat sulit
digunakan untuk dapat memecahkan masalah secara tuntas dan dalam waktu yang
relative pendek.
2. Pendekatan
nilmiah
Pengetahuan dan kebenaran yang
didapat melaui pendekatan ilmiah dengan menggunakan penelitian atau
penyelidikan sebagai wahana, serta berpijak pada teori tertentu yang berkembang
berdasarkan penelitian secara empiris sebelumnya akan mempunyai kekuatan yang
sangat berarti dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Teori yang digunakan
sebagai dasar pengkajian, teah diuji kebenaran kecanggihan maupun
keterandalannya.
E. Cara
berpikir deduktif, induktif, Dan ilmuwan
1. Cara berpikir
induktif
ini dimulai denga
teori, dan diakhiri dengan fenomena atau hal khusu. Ini berarti bahwa dalam
berpikir deduktif seseorang /pemikir bertolak dari pernyataan yang bersifat
deduksi disebut silogisme disusun dari dua pernyataan atau proposisi, yaitu
pernyataan yang menerima atau menolak suatu hal.
2. Cara
berpikir induksi
Cara berpikir induksi ini dimulai dengan pernyataan yang
bersifat khusus. Karena itu dalam berpikir induksi ini dimulaqi dengan
penalaran yang mempunyai ciri khas yang terbatas ruang lingkupnya dan kemudian ditarik
suatu kongklusi yang bersifat umum. Dalam logika deduksi, konklusi yang
disimpulkan adalah benar apabila kedua premis sebelumnya benar dan cara
penarikan kesimpulan juga benar, tetapi tidak demikina dalam logika induksi.
3. Cara
berpikir keilmuwan
Cara berpikir keilmuwan mencoba menggabungkan kedua cara
berpikir tersebut, yaitu deduksi-induksi yang merupakan satu kesatuan dalam
mencari atau menemukan kebenaran, sebab cara berpikir deduksi akan membawa para
pemikir cenderung untuk membenarkan cara sendiri, sedangkan cara berpikir
induksi juga tidak sampai kepada kebenaran kalau fakta yang ada tidak diberi
arti oleh pencari ilmu. Cara berpikir
keilmuwan merupakan cara berpikir induksi-deduksi atau dengan deduksi-induksi .
kebenran yang telah ada secara relative akan ditinjau kem,bali untuk
selanjutnya diuji secara empiris, menurut langkah-langkah dalam metode ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia
merupakan salalah satu makhluk ciptaan tuhan. Manusia dilengkapi potensi
seperti akal, budi, karsa, dan karya yang tidak dimiliki makhluk ciptaan tuhan
yang lainnya. Karena itu manusia makhluk paling sempurna. Walaupun manusia
memiliki pikiran, tetapi bukan jaminan bagi manusia memiliki pengetahuan secara
otomatis, karena rupanya pikiran manusia hanyalah wadah pengetahuan saja, tidak
lebih dari itu.
Alam dan
lingkungan selalu berubah. Cepat atau lambat manusia bagian dari alam tidaklah
dapat dipisahkan diri dari segala gejala yang terjadi pada masyarakat. Manusia
tidak mungkin mengisolasi diri, karena manusia mempunyai akal yang merupakan
kelebihannya dari makhluk lain. Sebagai makhluk hidup ia mampu hidup dan
memperbaiki serta meningkatkan hidupnya sesuai dengan tuntutan, perubahan, dan
kemajuan zaman. Melanjutkan hidup bukan berarti hidup sebagaimana adanya,
alami, dan tidak berkembang, melaikan ia harus mampu memberikan warna dan arti
serta nuansa tersendiri pada hidupnya. Mereka harus bertindak cepat dan tepat
serta hidup lebih baik dari yang sebelumnya.
B. SARAN
Saran
kepada pembaca agar dapat mempergunakan akal pikirannya untuk berbuat hal-hal
yang positif yang dapat mengantarkannya kejalan yang lurus guna mendapatkan
kebahagiaan yang hakiki. Setelah kita mengetahui hakikat dari manusia marilah
kita berbenah diri untuk menyonsong masa depan baik didunia maupun di akhirat
DAFTAR
PUSTAKA
Burhan,
metodologi penelitian social dan ekonomi
jakarta : kencana
www.google.com/search?/manusia.dan.ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar